Wednesday, October 15, 2014

Percobaan Posting

millahirrohmanirrohiim

Sudah setahun lebih saya tak posting, kabar terakhir daku sedang merantau lagi, no more gadget buat ngeblog, ah alibi atau hanya malas, mungkin yang kedua lebih tepat :-). Menumpuk ide yang bertaburan di otak sampai menjamur dan kadaluarsa karena hanya disimpan tanpa diolah.

Satu tahun yang cukup berat, berpisah dengan buah hati dan suami di tanah air, seperti ini rasanya bila sedang LDR, sakitnya tuh disini (sambil nunjuk mata yang udah bengkak). Hati sensitif sekali jadinya, awalnya kupikir aku pastu bisa melewatinya dengan mudah, ya memang mudah saja, semudah aku mengucapkannya. Eits apa yang mudah sih? Apa saja, yang sulit dibuat mudah, yang berat dibuat ringan, sederhana saja.

Bismillahi Tawakaltu 'Allallohi, Laa Haula wa Laa Quwwata, Illa Billah. Doa yang kumantapkan dalam hati saat kaki melangkah keluar rumah, ada harapan dan tatapan nanar penuh tanya dari seorang bocah berusia dua tahun, ah maafkan bunda sayangku bisikku sambil memalingkan muka waktu itu. Tak sanggup aku terlalu lama melihatmu. Sepandai apa kau sekarang nak, ah bunda rindu, rinduu sekali. Selalu ada airmata yang terjatuh saat mengenang hari itu sayang.

Merantau saat kita masih berstatus anak sangat berbeda rasanya saat kita berstatus istri bahkan ibu, sungguh tak sedikit dera yang harus kutahan, entah berapa sendok gula yang harus kutambahkan pada cangkir kopiku, agar aku bisa mengukir semyum saat meminumnya. Godaan dari luar dan dalam yang semakin sulit kuhadapi, semua terasa seperti tontonan sinetron atau dongeng konyol yang cengeng.

Kembali lagi sebagai aku, aku sebagai manusia yang tak sempurna, yang banyak salah dan kekurangan, mencoba mencari jatidiri.

Setahun ini, ada banyak orang baru yang kutemui, sekedar berbagi tawa, ya aku suka membagi tawaku dengan mereka, ada banyak kisah dari kawan baru, suka duka dan hal-hal kecil yang sepele namun menyimpan hikmah besar disebaliknya. Hal-hal yang tak layak, namun menjadi pengobat resah saat mengenangnya.

Kalau sudah begini, apakah aku masih harus menangis lagi? Dan merutuki segala sial yang menghampiriku. Tak patut, sungguh tak patut. Alloh memberiku nikmat lebih banyak dari yang bisa kuhitung, bahagia itu sederhana, bersyukurlah atas apa yang kau miliki saat ini.