Friday, October 9, 2015

HUJAN

Menghitung rinai yang menjuntai
Seperti tirai 
Indah
Kecipaknya adalah nyanyian sendu 
Rindu
Sedangkan aromamu adalah pesona

Pada kelabu yang menggantung
aku ceritakan tentang biru saat matahari
tentang awan putih yang berarak
dan panas yang membakar ubun ubun

Pada petir yang menggelagar
kusampaikan tentang indahnya nyanyian
burung dari ranting cemara
tentang embun yang perlahan menjadi uap

Ah hujan tahukah kamu
aku suka basahmu
aku suka gemuruhmu
aku suka bercerita pada guyuranmu

Ada lagi
aku ingin menari bersama rinaimu
dan menghitung kembali rintikmu
ini selaksa cerita lain tentang mu

Kamu yang selalu membasahiku
menelanjangi segala dukaku
sampai aku menggigil sendu 
memeluk dingin yang kian basah

Hujan
bilakah aku abadi dalam kisahmu
bilakah aku tetidur dalam pelukanmu
jemput aku bila rindumu sudah keterlaluan

Hujan
aku datang kepadamu saat kau memanggilku
saat kau ada
dan aku masih disana
ditempat yang sama
seperti kemarin
ketika kita bercinta

Hujan
hanyutkan senduku
aku rindu
ingin kau cumbu
sampai pada tahap yang tak terhitung




North Point, 09 oktober 2015
pada hujan yang masih lokal
aku rindu aroma mu