Thursday, December 17, 2015

Ketika Hati

Ketika hati mulai bercerita tentang dentingan rasa yang disebut Cinta
Saat itulah semestinya bibir diam sejenak menjadi pendengar
Dan biarkan telingamu yang meraba ke arah mana hatimu berbicara
Kata demi kata yang akan menjadi kalimat sudah bertautan,
Berebutan
Mencuat melalui celah jemarimu
Ada sedikit goresan pada permukaan rasa yang menyentuh sendi kehidupanmu
Itu bukan jelaga hitam yang harus dihapus
Bukan pula sayatan pisau yang menciptakan semburat darah
Itu hanya cinta yang menyapamu
Biarkan hatimu yang bercerita kawan
Cukup ikuti alurnya saja
Boleh kau bersenandung
Tak Salah juga bila kau sambil menari
Bahkan terkadang airmata yang menganak sungai itu bisa menjadi penenangmu ketika hati dan rasa mulai sontak beringas, menyeringaikan taringnya
Jangan berjalan mundur dan menjauh
Jangan pula berdiri diam terpaku
Tetapkan langkahmu kedepan
Boleh kau pelankan bila lelah
Namun jangan tergesa bila kau ingin cepat
Aturlah seindah mungkin
Cinta itu tidak pernah menyakiti
Cinta itu selalu melindungi
Bila kau terluka jangan salahkan cinta
Mungkin tanpa sengaja kau menginjak duri
Atau terantuk batu saat melangkah
Sejauh apapun jarak yang kau tempuh
Hati tak pernah punya batas pemisah pada cinta
Dan tetap biarkan hatimu yang berbicara
Ikuti saja alurnya
Jangan lelah
Cinta tak pernah ingkar pada bahagia
Cinta yang selalu menghalau nestapamu


Winter 16 desember 2016
North point ketika senja memeluk rinduku

Photo by Rheezald Taufik 

By Arie Andarie

No comments:

Post a Comment